Kim Jong Il, pemimpin tertinggi Korea Utara ini dilahirkan pada 16 Pebruari, 1942 di Khabarovsk, Rusia. (Korea Utara mengklaim bahwa dia dilahir di tempat persembunyian militer di gunung Bakdu, distrik Samjiwon propinsi Yang Gang).
Kim Jong-il adalah pemimpin terkuat dan tertinggi di Korea Utara setelah masa ayahnya, Kim Il-sung. Dia memiliki serangkaian jabatan inti dengan sekaligus termasuk sekretariat umum partai buruh , ketua komite pertanahan nasional, panglima tertinggi pasukan militer Korea Utara, anggota tetap senior dalam komite sentral partai buruh, anggota militer sentral partai buruh, anggota dewan perwakilan rakyat tertinggi, dan lain lain.
Pemerintahan negara dengan nasehat almarhum
Selama proses berjalan, Kim Il-sung meninggal tahun 1994. Pekerjaan untuk mewariskan kekuasaan ke anaknya memang bisa dilanjutkan. Tetapi pewarisan kekuasaan itu masih ditantang karena pewarisan kekuasaan tertinggi dari ayah ke anaknya dulunya tidak ada di negara komunis lainnya. Sehingga bagi Kim Jong-il, kematian Kim Il-sung adalah krisis politik amat besar. Di tingkat nasional, kasus itu juga bisa mengancam sistem rejim. Namun, Kim Jong-il mengatasi krisis ini dengan cara yang rinci dan rumit, yakni mencanangkan ‘pemerintahan negaranya dengan memanfaatkan nasehat almarhum (ayahnya)’. Melestarikan kekuatan lewat pengaruh kepemimpinan Kim Il-sung yang penuh karisma dan memanfaatkan budaya budi pekerti tradisional Timur yang menghormati orang tua, Kim Jong-il mengkokohkan kekuatannya sambil terus meningkatkan integrasi rejim.
‘Pemerintahan negara dengan nasehat almarhum’ yang dilaksanakan selama 3 tahun itu berhubungan erat dengan periode bela sungkawa tradisional Korea selama 3 tahun yang dilaksanakan saat orang tua meninggal.
Era Kim Jong-il diluncurkan secara resmi setelah dia dipilih sebagai sekretaris umum partai buruh Oktober 1997, dan pada 1998 terpilih kembali sebagai ketua komite pertahanan , dan revisi UU di dalam sesi pertemuan Dewan Perwakilan Rakyat Tertinggi tahap ke-10. ( Kematian Kim Il-sung dan ‘pemerintahan negara oleh nasehat almarhum’)
3 slogan utama Kepemimpinan Kim jong il
Di antara 3 slogan utama kepemimpinan Kim Jong-il, slogan ‘memimpin dengan budi’ dan ‘dengan merangkul semua’ adalah istilah yang digunakan untuk menekan daya kepemimpinan Kim Jong-il, dan slogan ‘kebijakan mengutamakan militer ‘bertujuan untuk meningkatkan keamanan dan pembangunan ekonomi nasional dengan memanfaatkan secara penuh kekuatan militer sehingga menyumbang untuk kesejahteraan rakyat.
Memimpin dengan budi
Ekspresi pertama tentang hal itu muncul pada 28 Januari 1993 yang diterbitkan harian partai buruh, Nodong Shimmun, sebagai bagian artikel berjudul ” hidup panjang revolusi sosialis, dimana memimpin dengan budi dilaksanakan!”. Menurut harian itu, slogan itu berarti memimpin rakyat yang merupakan sumber kekuatan, berdasarkan penuh cinta dan kepercayaan , dan Kim Jong-il memimpin rakyat dengan cara yang terbaik dengan rasa penuh cinta . Kim Jong-il sendiri menekankan ‘memimpin dengan budi’ dalam tesisnya 1994 berjudul “sosialime adalah ilmu pengetahuan”,. Hingga sejak itu slogan itu dipromosikan melalui semua media.
Memimpin dengan merangkul semua
Istilah itu sangat berhubungan erat dengan gaya memimpin dengan budi. Menurut definisi Korea Utara, itu adalah “sebuah bentuk kepemimpinan yang merangkul semua rakyat secara keseluruhan’, tanpa mengecualikan rakyat yang terabaikan, tetapi secara hangat merangkul mereka sebagai mitra yang sama untuk menuju jalan reformasi’. Secara ringkas, ekspresi itu bertujuan untuk menekankan kemampuan kepemimpinan Kim Jong-il yang memiliki tekad dan hati yang luas.
Politik mengutamakan militer
Semboyan, ‘militer yang utama’, merupakan ideologi kepemimpinan inti dalam era Kim Jong-il. Boleh dikatakan, itu adalah strategi praktis untuk mewujudkan pokok pikiran Juche, bukan slogan yang menggantikan pokok pikiran Juche. Mempertimbangkan kubu militer adalah satu satunya organisasi paling efisien dan memiliki kemampuan besar di Korea Utara , maka Kim Jong-il tidak memiliki pilihan, untuk mengutakan ‘militer’ sebagai sumber kepemimpinannya dan kebijakannya karena hal itu sangat wajar.
(Era Kim Jong-il – Kebijakan mengutamakan militer)
Kebijakan Kim Jong-il
Krisis rejim Korea Utara menjadi lebih serius karena kesulitan ekonomi dan kekurangan pangan. Untuk mempersiapkan motivasi untuk mengintegrasi rakyat, Kim Jong-il merancang kebijakan dengan inspirasi dari gerakan masa lalu dalam sejarah. Yakni gerakan bernama ‘parade kesulitan” slogan perjuangan anti-Jepang, yang diperkenalkan untuk mengerahkan rakyat dalam rangka mengatasi situasi dimana ekonomi memburuk dan kekurangan pangan hingga ratusan ribu orang mati akibat kelaparan. Era Kim Jong-il secara nyata mulai stabil hanya setelah tahun 2000 dengan mengumumkan bahwa ‘parade kesulitan” berakhir. Setelah melihat suasana RRC yang mengalami liberalisasi dan keterbukaan ekonomi dalam kunjungannya ke Cina, Kim Jong-il menyatakan bahwa “seluruhnya berubah total” . Setelah itu, Kim Jong-il mendorong proyek zona ekonomi Shineuiju. Mencari jalan ekonomi baru dan zona ekonomi Shineujudan ‘reformasi ekonomi 1 Juli” Tindakan reformasi ekonomi 1 Juli .
Upaya negosiasi Korea Utara yang melibatkan krisis nuklirnya tahap kedua itu bisa diterjemahkan sebagai salah satu strategi Pyongyang untuk menjaga rejimnya, bersama dengan kebijakan untuk mencari jalan reformasi dan keterbukaan ekonominya. Hubungan Korea Utara dan AS yang terbentuk pada masa akhir Kim Il-sung menghadapi era perubahan dengan dilantiknya presiden Bush. Di tengah itu, rencana program pengembangan senjata nuklir Korea Utara secara rahasia terbongkar dan kasus itu mengakibatkan krisis nuklir putaran kedua. Krisis itu dipandang sebagai permainan yang sangat beresiko dan nekat yang dilakukan Kim Jong-il untuk tujuan menjaga rejimnya.


No comments:
Post a Comment